STUDIONOMIC – Hizbullah dilaporkan tengah mempersiapkan pemakaman resmi bagi Hassan Nasrallah, pemimpin mereka yang meninggal dunia baru-baru ini. Pemakaman ini direncanakan untuk menghormati sosok yang memimpin Hizbullah selama lebih dari tiga dekade. Sebelumnya, Nasrallah dimakamkan secara sementara di lokasi rahasia untuk menghindari potensi serangan dari Israel, yang disebut-sebut berpotensi menargetkan acara pemakamannya.
Kematiannya meninggalkan kekosongan besar dalam struktur kepemimpinan Hizbullah dan memicu kekhawatiran tentang meningkatnya ketegangan sektarian di Lebanon. Situasi ini diperparah oleh konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan Israel, di mana Hizbullah memainkan peran penting dalam mendukung Palestina pasca-serangan Hamas pada Oktober 2023. Serangan Israel yang intens telah menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur Hizbullah dan korban jiwa yang signifikan.
Sementara itu, para analis memperkirakan bahwa pemakaman resmi ini dapat menjadi ajang unjuk kekuatan politik dan dukungan sosial bagi Hizbullah. Namun, risiko serangan tetap menjadi perhatian utama, sehingga Hizbullah akan mengambil langkah ekstra dalam pengamanan. Pemakaman ini juga menjadi momentum penting bagi organisasi tersebut untuk memperkuat posisi politiknya di tengah tantangan domestik dan regional.
Dalam konteks geopolitik, kematian Nasrallah juga berpotensi memengaruhi dinamika politik Lebanon yang telah mengalami kebuntuan dalam pemilihan presiden selama hampir dua tahun. Dengan melemahnya pengaruh Hizbullah, beberapa pihak memandang situasi ini sebagai peluang untuk mengurangi ketegangan sektarian dan mencapai konsensus politik baru di Lebanon.
Perkembangan terkait pemakaman ini terus dipantau, mengingat dampaknya tidak hanya bagi Hizbullah, tetapi juga stabilitas Lebanon secara keseluruhan.