Ekonomi – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi Indonesia pada November 2024 mencapai 0,30% secara bulanan (month-to-month). Faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kontribusi terbesar berasal dari komoditas bawang merah dan tomat, yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,10% terhadap inflasi.
Harga bawang merah melonjak hingga 2,59%, sementara tomat juga mengalami kenaikan signifikan menjelang akhir tahun. Selain itu, daging ayam ras, minyak goreng, dan emas perhiasan turut memberikan kontribusi terhadap inflasi bulanan ini. Peningkatan ini sejalan dengan tren musiman menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, di mana permintaan cenderung meningkat​.
Secara tahunan (year-on-year), inflasi pada November 2024 tercatat sebesar 1,55%, lebih rendah dibandingkan 1,71% pada Oktober 2024. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun inflasi bulanan meningkat, tekanan inflasi tahunan tetap terkendali dan berada dalam batas target​.
Kenaikan harga pangan, termasuk bawang merah dan tomat, diduga dipengaruhi oleh berkurangnya pasokan dari musim panen sebelumnya, sementara permintaan tetap tinggi. Para ekonom memperkirakan bahwa tekanan inflasi dapat mereda pada awal tahun mendatang jika pasokan kembali stabil​.
Untuk memitigasi dampak inflasi ini, pemerintah perlu memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok selama musim liburan dan mengatasi potensi gangguan distribusi yang dapat memperburuk kondisi harga pangan.