
Pemerintah berencana mengubah skema subsidi energi, termasuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik, menjadi bantuan langsung tunai (BLT) untuk masyarakat yang berhak. Langkah ini bertujuan meningkatkan efektivitas distribusi subsidi, memastikan dana benar-benar sampai kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan, dan mengurangi subsidi yang tidak tepat sasaran.
Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan, subsidi energi pada tahun 2024 diperkirakan mencapai Rp192,75 triliun, yang terdiri dari subsidi BBM dan LPG sebesar Rp112,02 triliun, serta subsidi listrik Rp80,72 triliun. Namun, hingga 30% subsidi ini dinilai tidak tepat sasaran, mengakibatkan alokasi yang tidak efisien. Skema baru BLT diharapkan dapat menyasar masyarakat rentan miskin dan kelas menengah bawah untuk menjaga daya beli mereka dan mendorong konsumsi domestik.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah berencana mengubah skema subsidi energi. Terutama dari yang semula berbasis komoditas menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Alasan perubahan ini adalah agar penyaluran subsidi menjadi lebih tepat sasaran. Selain BBM, penyaluran subsidi listrik juga akan menggunakan skema BLT.
“Sudah pasti di situ kita akan dorong penerima BLT harus menyisihkan sebagian untuk bayar listrik, dan sebagian untuk membayar kompensasi BBM,” kata Bahlil ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (29/11/2024).
Bahlil mengaku telah melaporkan skema penyaluran subsidi BBM dan listrik kepada Presiden Prabowo Subianto, termasuk data penerima BLT.
Mekanisme distribusi BLT sedang dalam tahap kajian oleh pemerintah bersama lembaga terkait seperti Pertamina dan PLN. Keputusan final diharapkan rampung dalam kuartal pertama tahun 2025. Rencana ini juga menargetkan reformasi pendataan untuk memastikan subsidi langsung diterima oleh kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan​.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran negara sambil menjaga stabilitas ekonomi, terutama di tengah tekanan inflasi dan kebutuhan mendukung kelompok ekonomi bawah secara langsung.