Nasional – Indonesia mengajak Uni Eropa untuk memperkuat kolaborasi dalam pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan, sebagai bagian dari upaya global menghadapi perubahan iklim. Ajakan ini sejalan dengan komitmen kedua pihak untuk mencapai target transisi energi menuju netralitas karbon.
Pemerintah Indonesia melalui program transisi energi seperti Just Energy Transition Partnership (JETP) berfokus pada pengurangan emisi karbon dengan mendukung energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi. Uni Eropa, melalui inisiatif Global Gateway, menyediakan pendanaan sebesar €2,4 miliar untuk mendukung proyek-proyek energi hijau di Indonesia. Langkah ini mencakup pengembangan infrastruktur, regulasi, dan teknologi untuk energi berkelanjutan.
Uni Eropa juga menyoroti peluang pengembangan teknologi seperti angin lepas pantai, panel surya terapung, dan super grid nasional yang dapat memperluas akses listrik di seluruh Indonesia. Dalam konferensi bersama, para ahli dan pejabat kedua pihak sepakat bahwa kerangka regulasi yang stabil dan efisien sangat penting untuk menarik investasi sektor ini​.
Kemitraan ini mencerminkan kepentingan bersama dalam menciptakan energi yang ramah lingkungan, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kualitas hidup. Dengan menghentikan penggunaan pembangkit listrik tenaga batu bara secara bertahap hingga 2058, Indonesia berharap dapat memanfaatkan dukungan internasional untuk mempercepat peralihan ke sumber energi bersih.
Kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam mendukung agenda keberlanjutan global, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat energi hijau di kawasan ASEAN.