Ekonomi – Pada hari ini, nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level Rp15.921 per dolar AS berdasarkan data Bloomberg pada pukul 12.00 WIB. Penurunan ini sebesar 0,25% dari posisi penutupan sebelumnya. Pelemahan rupiah terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS yang tercatat naik 0,22% ke level 107,047.
Penguatan dolar AS dipengaruhi oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve. Selain itu, dinamika mata uang Asia juga bervariasi; yen Jepang dan won Korea Selatan menunjukkan penguatan tipis, sementara mata uang seperti ringgit Malaysia dan yuan China mencatat pelemahan.
Di dalam negeri, pelemahan rupiah terjadi meskipun terdapat dukungan dari surplus neraca pembayaran sebesar $5,9 miliar pada kuartal III/2024, serta cadangan devisa yang meningkat menjadi $149,9 miliar. Hal ini menunjukkan adanya tekanan eksternal yang masih signifikan terhadap mata uang domestik.
Situasi ini memerlukan perhatian dari pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas kurs, terutama dengan mendekati akhir tahun di mana volatilitas pasar cenderung meningkat.
Menurut data terbaru, rupiah memang menunjukkan penguatan tipis pada beberapa sesi perdagangan, meskipun secara keseluruhan fluktuasi masih terjadi. Berdasarkan laporan Bloomberg hingga pukul 12.00 WIB, rupiah diperdagangkan di level Rp15.921 per dolar AS, mencerminkan penguatan kecil dari level pembukaan yang lebih lemah. Ini mencerminkan adanya pergerakan positif di pasar domestik, meski tekanan dari penguatan dolar AS global masih terasa.
Dukungan terhadap rupiah berasal dari beberapa faktor domestik, seperti surplus neraca pembayaran dan cadangan devisa yang kuat. Namun, dinamika pasar global, terutama ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed, menjadi tantangan yang memengaruhi pergerakan nilai tukar​.
Pergerakan ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan eksternal, fundamental ekonomi domestik yang kuat membantu menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global.